Zona Mineralisasi Daerah Cupunagara
Tanggal 15 Desember 2011,merupakan waktu yang sangat
berharga bagi saya sebagai mahasiswa geologi,karena pada saat itu pertama
kalinya saya melihat secara langsung zona mineralisasi dalam keadaan sudah
mendapat dasar pemahamannya.Daerah mineralisasi tersebut terdapat di Desa
Cupunagara,suatu desa yang berada tepat dipuncak bukit yang dikelilingi
gunung-gunung.Desa Cupunagara berada di Kecamatan Cisalak , Kabupaten Subang ,
Jawa Barat dengan koordinat 107039’- 45’ BT dan 6042’15”
– 50” LS.Daerah Cupunagara ini merupakan cekungan kaldera yang berdampingan
dengan kaldera Cibitung ,berbatasan dengan Gunung Tangkubanparahu di
barat,Gunung Bukittunggul di selatan,Gunung Canggak di timur,dan di utara
dengan perbukitan Tambakan.Desa Cupunagara ini berada di dalam cekungan kaldera
Cupunagara , dikelilingi oleh kebun teh dan kina yang tumbuh sumbur,disamping
lebatnya hutan disepanjang lerengnya.
Ada tiga tempat yang saya kunjungi
di daerah Cupunagara,tak jauh dari desanya. Tempat pertama yang saya kunjungi
adalah singkapan yang tepat berada di gapura Desa Cupunagara,pada saat itu
pukul 11.00 dalam keadaan berawan.Singkapan tersebut berwarna coklat dengan
corak putih dan abu,terlihat jelas adanya urat disana dan dilengkapi juga oleh
rekahan-rekahan.Sampel batuan diambil dari singkapan tersebut dalam keadaan
getas,berwarna coklat kemerahan berselang abu-abu dengan bercak putih menyebar
merata dan terlihat urat berwarna hitam.Analisis awal dari kenampakannya ,semua
mineral berwarna dalam sampel tersebut adalah mineral lempung sedangkan
ditinjau dengan hubungannya dengan keterdapatan mineral sulfide didekat lokasi
satu,urat berwarna hitam berasal dari mineral sulfide juga.
singkapan 1 ( foto oleh Rizky Valentra )
singkapan 1 ( foto oleh Rizky Valentra )
sampel batuan di lokasi 1 ( foto oleh Rizky Valentra )
Pada pukul 12.15,dalam keadaan
berawan,saya mengunjungi lokasi kedua yang terletak dipinggir jalan utama
menuju desa,konturnya lebih rendah daripada jalan,100 m keluar Desa Cupunagara .Singkapan yang ditemui
hampir sama dengan lokasi satu namun memiliki pembeda dari jarangnya kehadiran
urat berwarna hitam dan munculnya mineral berwarna merah.Setelah sampel diambil
dan berdasarkan kenampakan dan ciri fisik,lagi-lagi mineral lempung yang saya
temui serta munculnya realgar dan kuarsa berukuran kasar tersebar dalam tubuh
batuan.
sampel batuan dilokasi 2 ( foto oleh Rizky Valentra )
sampel batuan dilokasi 2 ( foto oleh Rizky Valentra )
Tempat terakhir yang saya kunjungi
terdapat di dalam Desa Cupunagara,dipinggir jalan utama desa,menuruni
lereng,300 m dari lokasi dua ,daerah dengan kontur lebih rendah dari lokasi
sebelumnya,merupakan bekas pertambangan emas didekat sungai.Terdapat dua
singkapan yang menunjukan cirinya tersendiri.Singkapan pertama terletak di
antara jalur sungai,dalam keadaan getas terlapukan,berwarna putih keabuan dan
dilengkapi rekahan-rekahan.Singkapan kedua merupakan jalur sungai yang
menunjukan gradasi warna,dengan susunan warna putih,abu-abu,dan merah menjauhi
alur sungai.Dari ciri fisik yang terdapat di sampel,didapatkan kesimpulan
sementara bahwa mineral berwarna tersebut merupakan mineral lempung.Namun hal
yang menarik dilokasi ini adalah banyaknya urat kuarsa yang memperlihatkan
struktur colloform dan rongga residual,disertai mineral sulfide dalam bentuk
pirit yang melimpah,.Dalam keberjalanannya di lokasi tiga ini saya tidak
menemukan indikasi emas dipermukaaannya dan tidak dapat memasuki terowongan
bawah tanah bekas tambang emas tersebut.
singkapan 3 ( foto oleh Rizky Valentra )
Analisis awal dari kunjungan saya
ini bahwa ketiga lokasi tersebut merupakan zona alterasi hidrotermal berjenis
argilik yang mengalami pelapukan lebih lanjut dan mineralisasinya termasuk pada
epitermal low sulfidation.Hal tersebut mengacu pada kelimpahan mineral
lempung,kondisi singkapan,struktur kuarsa dan hasil penelitian sebelumnya
(Bronto,2003) yang menyebutkan bahwa didaerah Cupunagara ini telah terjadi volkanisme pada Zaman Tersier.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar