Rabu, 12 September 2012

Geological Information System and Coordinate System


Geological Information System (GIS) is tools to make and use spatial data /information.And then what kind of tools ? Tools means that computer system which has six function,are collecting,maintenance,storage,analysis,output,and distribution spatial data /information.Hardware for GIS must has large capacity storage,fast,high quality,and large display.Software for GIS include mapinfo,global mapper,Arc GIS,ect.
We need GIS because nowadays human population and technology have been challanged by human resource full filling which positioned in substantial limit.
 Coordinate System is a part of GIS.To identificate spatial data,GIS must be completed by coordinate system.Coordinate system give exact location in the world by number.Coordinate system divide into two kinds,are latitude - longitude and Universal Transverse Mercator (UTM).

Latitude - longitude is an angular system.Latitude compared paralel with equator and longitude compared paralel with meridian.
Universal Transverse Mercator (UTM) is rectangular system which based on latitude - longitude system,convert degree to be range and coordinates are representated by meter.UTM give us "false" number of coordinate.Earth divide into 60 zones of UTM.

Minggu, 09 September 2012

Sunda Microplate

Sunda Microplate Forming Theory


Sunda Microplate is positioned between Eurasia ,Pacific and Hindia-Australia plate.Indo-china,Sumatera ,Java, and Borneo include in Sunda Microplate.Physiographicly,this microplate has shelf form and also called Sunda Shelf.

Three theory which explain forming process of microplate,has been existed.There are :

1. Sunda Microplate was formed as ring of subduction.Subduction interaction between Hindia-Australia and South China Sea had been existed at Perm until Cretaceous.The impact of that interaction are subduction and vulcanic line which composed Sunda Shelf.

2. Sunda Microplate was an origin part of Asia.This scenario was started when Gondwana had been broke.India plate which include in partition of Gondwana was move to the north and collided south of Eurasia (50 - 40 Ma/Eocene).That process triggered plate extrusion in east - southeast direction and formed Sunda Microcontinent.Tectonic compression which existed as effect of collided,made extentional phase in South Asia Sea plate.That condition induced basinal forming process in Sunda Microplate which was formed by strike-slip fault.

3. Sunda Microplate was amalgamated form.Sunda Microplate was composed by Gondwana element(continent crust), Asia (continent crust) element and suture line which imagine a convergen interaction.
 

Jumat, 17 Agustus 2012


17 Agustus 2012


Hari ini,Jumat,17 Agustus 2012.Untuk kesekian kalinya batinku teriris oleh keadaan.Siang ini,salah satu stasiun televisi swasta di negeri ini menayangkan kondisi para veteran yang berkehidupan serba kekurangan.Mungkin tidak seluruhnya veteran seperti itu,tapi pada kenyataannya masih ada yang berkehidupan seperti itu.Batin yang sekeras ini pun akhirnya tersiksa juga melihat kenyataan yang seperti itu.Sejenak ku sempatkan untuk berfikir dan introspeksi diri,hati ini semakin menangis ketika tersadar bahwa selama ini aku secara tidak langsung mengabaikan perjuangan para pahlawan kemerdekaan.Untuk menuntut ilmu saja,masih saja mengeluh,bermalas-malasan,terkadang membolos saat kuliah.Sejarah kemerdekaan pun hanya sedikit yang teringat dan hanya setetes saja rasa nasionalisme yang ku punya.Aku masih saja mudah untuk bertengkar dan bertikai ,hanya karena berbeda warna,menyempatkan untuk mencari sebatang bambu dan mengibarkan bendera merah putih di depan rumah pun tak terlintas dipikiranku.Bahkan menulis sedikit tulisan ini pun tak akan kulakukan bila suasana kemerdekaan di hari ini tak ada.Gemerlap dan kekacauan pada jaman ini benar-benar membuatku lupa akan perjuangan mereka dulu.Aku tak selayaknya seperti itu dan kusadari perlunya suatu perubahan,semoga Allah S.W.T menetapkan hatiku ini untuk ada di jalan-NYA.
“Saya tidak akan menuntut,tapi kalau pemerintah ingat saya akan mensyukurinya”,walaupun tidak persis mirip dengan jawaban salah satu veteran di acara televisi tersebut setelah ditanya apakah dia mendapat tunjangan.Miris memang mendengarnya ,apalagi melihat keadaan nya kini,hidup dibawah jerami kecil berpintukan payung berwarna-warni,dan dilengkapi dengan beberapa ember bekas cat.Tak habis pikir aku dibuatnya,kalau memang benar beliau adalah seorang pejuang  kemerdekaan,maka dimana kita?dimana cucu-cucunya yang hidup diatas kemerdekaan saat ini?dimana para tokoh yang selalu memperebutkan kekuasaan?dimana pemerintah?dimana para pemimpin negara ini? Pertanyaan-pertanyaan itu membuatku rindu kehadiran dan pemerintahan Rasulullah,Muhammad ,S.A.W dan para sahabatnya,walaupun aku melihat gambarannya di Al-Quran dan tv.
Titik fokus yang kumaksud disini bukan hanya sekedar uang tunai,akantetapi perhatian kita seluruhnya terutama pemerintah.Bukan sesuatu hal baru lagi memang bila kusebutkan nyawa,harta,keluarga yang mereka perjuangkan dulu,tapi memang itu lah yang mereka korbankan untuk kita “sehingga” saat ini  bisa hidup tanpa  jajahan senjata,saling bunuh antar golongan,memakan uang rakyat layaknya tikus got,saling fitnah untuk mendapatkan kekuasaan,menelantarkan veteran yang masih hidup dll.
Gemerlap dan kekacauan saat ini telah membuat kita lalai akan hal itu.Pensuasanaan di hari kemerdekaan ini yang tidak kudapat di hari-hari biasanya,walau itu pun semakin sepi saja dan mungkin sebagiannya hanya formalitas belaka dari tahun ke tahun.Hari ini media cetak,elektronik,maupun online beramai-ramai  memanaskan atmosfer kecintaan terhadap negeri,lewat film kemerdekaan,festival maupun dengan bentuk teriakan merdeka! merdeka! merdeka! (mudah-mudahan tidak hanya formalitas belaka).Tapi kuakui melalui hal-hal tersebut,aku merasa cinta terhadap negeri ini,kemerdekaan,dan perjuangan dan kuharap sustainable dilakukan dihari-hari lainnya,tidak hanya di hari ini,bagaimanapun bentuknya.Berbanding terbalik saat ku melihat kebobrokan tingkah laku tokoh-tokoh yang mengurus negeri ini,korupsi menjamur,perebutan kekuasan dengan cara kotor,dan segala macam antek-antek kehinaan.Muak dan kecewa yang selama ini menggerogoti kecintaanku.Tulisan ini bukanlah tulisan orang yang sempurna,melainkan orang yang baru tersadar akan kekurangannya dan ingin mengajak untuk instrospeksi dan bergerak bersama-sama ke arah yang lebih baik.Segala sesuatu yang tersurat dan tersirat di dalam tulisan ini aku harapkan dapat memberi masukan dan manfaat bagi siapapun.


Merdeka!   



Sabtu, 14 Juli 2012


Hari Ini 14/7/2012

Hari ini (14/7/2012) dan tiga tahun lalu adalah saat-saat dimana rasa emosi  benar-benar memuncak tak karuan.Daripada gw tepuk tu nyamuk langsung mati,lebih baik gw siksa dulu perlahan baru gw gencet.Memang ga logis dan terlalu mengawang-awang,tapi klo saja itu manusia dan kelakuannya sama gw pastiin dia dapat perlakuan yang sama.
Virus memang yang menungganginya,ditambah nalurinya untuk menghisap darah,tak terasa mungkin virus itu masuk kedalam tubuh manusia.Tapi permasalahannya bukan disitu,tapi lebih dari diri gw,kita,masyarakat sekitar,pemerintah terutama.
Kenapa gw,kita semua ga pernah aware terhadap kebersihan lingkungan,perubahan musim,dan diri kita sendiri?
Kenapa pemerintah selalu bergerak seperti jagoan kesiangan?
Kuncinya sebenarnya ada di pencegahan.Pencegahan demam berdarah memang telah disuarakan berjuta –juta kali,5M.....!5......M! ayo kita galakan 5 M!.......Hasilnya nihil....sebagian besar dari kita belum sadar akan pentingnya itu.Terbuai dengan kondisi nyaman sebelum datangnya demam beradarah.Setelah si virus dengue itu datang ,baru kelabakan,menyalahkan semua pihak.Bukan seperti itu seharusnya!Pencegahan lo mana??! (statement buat orang2 yang ga bs aware buat usaha pencegahan)
Disisi lain pemerintah,gw nilai subjektif,bisanya cuma bertopang sama kesadaran masyarakat.Mana inisiatifnya buat bergerak langsung mencegahnya?!Gw ambil contoh penyemprotan nyamuk dari rumah ke rumah.Sekuat apa pemerintah mengontrolnya?Memanage nya aja mungkin mau mungkin tidak.Kapan penyemprotan itu dilakukan sebelum ada warga yang  dirawat dirumah sakit karena demam berdarah?kapan penyemprotan itu dilakukan sebelum adanya laporan dari pejabat rt /rw setempat akan adanya warga yang terjangkit? NONSENSE!!Ga ada yang namanya pencegahan!(statement ini cuma untuk daerah2 tertentu yang lelet dan ga tanggap).
Kita semua belum tau arti pencegahan,dan yang memerintah juga hanya mengandalkan kesadaran diri masyarakat .Harus ada korban dulu,baru bertindak tapi ga bisa berpikir memeberi interpretasi akan kedatangan wabah ini.Gw pribadi akan lebih mengapresiasi bila usaha itu ada dulu meskipun itu gagal daripada bergerak serentak cem betul bergerak cepat padahal sangat terlambat karena yang terjangkit sudah ada.

 

Rabu, 18 Januari 2012

Siaga Bandung Untuk Amblasan Tanah


Bandung merupakan salah satu tempat dimana mawar dan benalu dapat tumbuh dalam satu kebun.Keindahan alamnya terpampang disetiap sudut kota.Tangkuban Perahu,Situ Lembang,maupun kompleks karst hanya beberapa contoh dari kekayaan alam yang dimiliki kota bersejarah ini.Fenomena ini sayangnya bukan satu-satunya potensi alam yang menyelimuti Bandung  karena bencana alam selalu mengiringi kehidupan masyarakatnya.
Mungkin bencana alam seperti longsor,banjir,ataupun angin puyuh menjadi kejadian alam yang  paling familiar ditelinga masyarakat saat ini khususnya Bandung.Namun sebenarnya terdapat bencana alam lain yang dapat berada lebih dekat dengan kita dan sangat berpotensi menimbulkan korban jiwa maupun harta.Bencana alam tersebut adalah tanah amblas atau dikenal juga dengan sebutan land subsidience.Amblasan tanah ini dapat terjadi dalam skala area luas maupun sempit.Secara umum,land subsidience dapat terjadi karena adanya pengambilan air tanah berlebih di suatu akuifer. Pengambilan air tanah di akifer ini terwujud dalam pemompaan air menggunakan mesin ataupun sumur yang berlebih,sehingga menyebabkan turunnya muka air tanah.Dengan adanya penurunan muka air tanah ini,air yang mengisi ruang antar partikel batuan menjadi  tak ada.Hal tersebutlah yang memacu  partikel batuan yang padat semakin kompak dan akhirnya terjadi suatu amblesan.Amblesan tanah ini bersifat irreversible/tak dapat dipulihkan ,artinya ketika kita menginjeksikan atau memasukan air kembali ke akuifer yang kehilangan air,tanah yang sudah amblas tersebut tak dapat kembali ke kondisi awal. Tanah amblas yang dipicu oleh peristiwa ini pada umumnya terjadi di daerah dengan populasi bangunan yang memiliki sumur artesis dan pemompaan air nya tak terkendali dengan baik.

Selain dikarenakan pemompaan air yang berlebih,pembebanan dipermukaan pun dapat memicu terjadinya amblesan tanah.Pembebanan ini muncul dengan wujud hadirnya bangunan-bangunan  dengan berat total yang lebih besar dari daya tahan permukaan yang menopangnya.Alur terjadinya amblesan tanah akibat pembebanan ini dapat dianalogikan seperti diletakannya batu besar diatas spon berisi air.

Penyebab lainnya  adalah kompaksi alami yang dialami oleh sedimen muda.Sedimen merupakan material lepas hasil pelapukan batu,tererosi,lalu mengalami transportasi dan akhirnya mengendap disuatu tempat.Pada saat mengendap inilah proses kompaksi terjadi,partikel lepas tadi menjadi saling mendekat dan terpadatkan,sehingga dapat menyebabkan turunnya permukaan/amblas.

Selain ketiga penyebab diatas,land subsidience pun dapat dipicu oleh pengaruh aktifnya struktur geologi.Tempat yang saat ini kita tempati ini dipengaruhi  gaya dari dalam bumi .Ketika suatu daerah dipengaruhi oleh gaya-gaya yang memiliki arah tertentu,secara bertahap akan terbentuk suatu zona lemah didaerah tersebut yang nantinya  akan berpotensi untuk menjadi amblesan.Di dalam ruang lingkup ilmu geologi dikenal istilah sesar.Sesar merupakan rekahan yang memiliki pergerakan horisontal maupun vertical dan pergerakannya tersebut  yang sebenarnya berpotensi menimbulkan amblesan tanah.

 
Prof.Lambok.M. Hutasoit yang merupakan guru besar Teknik Geologi ITB,mengatakan bahwa tercatat tanah amblas di Bandung ini sudah mencapai setengah meter dalam pidatonya  yang berjudul Simulasi Numerik Dalam Hidrologi pada 21 Oktober 2011.Hal tersebut menunjukan bahwa sebenarnya dalam cakupan daerah yang luas ,tanah  Bandung ini memang sedang mengalami penurunan.Amblesan tanah ini pun sering muncul dalam bentuk lubang berdiameter tertentu ataupun suatu gradasi tinggi permukaan tanah yang berbeda pada satu lokasi dan berlangsung seketika. Pada 24 dan 28 Maret 2010 Pos Kota Online memberitakan terjadinya tanah amblas di Kampung Legok Hayam,Desa Girimekar,Cilengkrang dan  di Kampung Dara Wetan .Pada bulan yang sama TribunNews secara online memberitakan tanah amblas di Desa Nanjung dan pada tahun 2011 Pikiran Rakyat dan Radar Bandung memberitakan bahwa telah terjadi  pula tanah amblas di Taman Setiabudi serta Kampung Talagakawung,Kecamatan Cipageran. Fakta yang ada ini merupakan suatu bukti bahwa peristiwa tanah amblas ini bukan lagi sebagai ancaman akan tetapi sudah menjadi bencana bagi masyarakat Bandung.Tanah ambles di Desa Girimekar mungkin merupakan yang paling merugikan ,karena bencana ini menghancurkan delapan rumah warga setempat dan 39 rumah lainnya retak-retak,sementara itu sebanyak 496 orang penduduk dievakuasi untuk menghindari jatuhnya korban jiwa   .Diperlukan penelitian dan kajian secara rinci memang untuk mengetahui penyebab sebenarnya dari peristiwa tanah amblas di tempat-tempat tersebut ataupun lokasi amblesan lain.Namun dengan mengetahui dan memahami setiap ciri lingkungan yang berpotensi untuk menjadi lokasi tanah amblas sesuai penjabaran diatas,setidaknya kita dapat lebih waspada.Sudah saatnya seluruh masyarakat dan pemerintah, lebih peduli terhadap lingkungan sekitar,terutama terhadap pengelolaan air tanah,tata cara dan letak pembangunan infrastruktur seperti kantor,gedung pencakar langit dan sejenisnya,agar bencana semacam ini tak lagi berlanjut atau setidaknya terminimalisir.

Minggu, 01 Januari 2012


                Zona Mineralisasi Daerah Cupunagara


Tanggal  15 Desember 2011,merupakan waktu yang sangat berharga bagi saya sebagai mahasiswa geologi,karena pada saat itu pertama kalinya saya melihat secara langsung zona mineralisasi dalam keadaan sudah mendapat dasar pemahamannya.Daerah mineralisasi tersebut terdapat di Desa Cupunagara,suatu desa yang berada tepat dipuncak bukit yang dikelilingi gunung-gunung.Desa Cupunagara berada di Kecamatan Cisalak , Kabupaten Subang , Jawa Barat dengan koordinat 107039’- 45’ BT dan 6042’15” – 50” LS.Daerah Cupunagara ini merupakan cekungan kaldera yang berdampingan dengan kaldera Cibitung ,berbatasan dengan Gunung Tangkubanparahu di barat,Gunung Bukittunggul di selatan,Gunung Canggak di timur,dan di utara dengan perbukitan Tambakan.Desa Cupunagara ini berada di dalam cekungan kaldera Cupunagara , dikelilingi oleh kebun teh dan kina yang tumbuh sumbur,disamping lebatnya hutan disepanjang lerengnya.
Ada tiga tempat yang saya kunjungi di daerah Cupunagara,tak jauh dari desanya. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah singkapan yang tepat berada di gapura Desa Cupunagara,pada saat itu pukul 11.00 dalam keadaan berawan.Singkapan tersebut berwarna coklat dengan corak putih dan abu,terlihat jelas adanya urat disana dan dilengkapi juga oleh rekahan-rekahan.Sampel batuan diambil dari singkapan tersebut dalam keadaan getas,berwarna coklat kemerahan berselang abu-abu dengan bercak putih menyebar merata dan terlihat urat berwarna hitam.Analisis awal dari kenampakannya ,semua mineral berwarna dalam sampel tersebut adalah mineral lempung sedangkan ditinjau dengan hubungannya dengan keterdapatan mineral sulfide didekat lokasi satu,urat berwarna hitam berasal dari mineral sulfide juga.
                                                 singkapan 1 ( foto oleh Rizky Valentra ) 


sampel batuan di lokasi 1 ( foto oleh Rizky Valentra )
                                           
Pada pukul 12.15,dalam keadaan berawan,saya mengunjungi lokasi kedua yang terletak dipinggir jalan utama menuju desa,konturnya lebih rendah daripada jalan,100 m keluar  Desa Cupunagara .Singkapan yang ditemui hampir sama dengan lokasi satu namun memiliki pembeda dari jarangnya kehadiran urat berwarna hitam dan munculnya mineral berwarna merah.Setelah sampel diambil dan berdasarkan kenampakan dan ciri fisik,lagi-lagi mineral lempung yang saya temui serta munculnya realgar dan kuarsa berukuran kasar tersebar dalam tubuh batuan.
                                                   sampel batuan dilokasi 2 ( foto oleh Rizky Valentra )
                             
Tempat terakhir yang saya kunjungi terdapat di dalam Desa Cupunagara,dipinggir jalan utama desa,menuruni lereng,300 m dari lokasi dua ,daerah dengan kontur lebih rendah dari lokasi sebelumnya,merupakan bekas pertambangan emas didekat sungai.Terdapat dua singkapan yang menunjukan cirinya tersendiri.Singkapan pertama terletak di antara jalur sungai,dalam keadaan getas terlapukan,berwarna putih keabuan dan dilengkapi rekahan-rekahan.Singkapan kedua merupakan jalur sungai yang menunjukan gradasi warna,dengan susunan warna putih,abu-abu,dan merah menjauhi alur sungai.Dari ciri fisik yang terdapat di sampel,didapatkan kesimpulan sementara bahwa mineral berwarna tersebut merupakan mineral lempung.Namun hal yang menarik dilokasi ini adalah banyaknya urat kuarsa yang memperlihatkan struktur colloform dan rongga residual,disertai mineral sulfide dalam bentuk pirit yang melimpah,.Dalam keberjalanannya di lokasi tiga ini saya tidak menemukan indikasi emas dipermukaaannya dan tidak dapat memasuki terowongan bawah tanah bekas tambang  emas tersebut.
singkapan 3 ( foto oleh Rizky Valentra )

Analisis awal dari kunjungan saya ini bahwa ketiga lokasi tersebut merupakan zona alterasi hidrotermal berjenis argilik yang mengalami pelapukan lebih lanjut dan mineralisasinya termasuk pada epitermal low sulfidation.Hal tersebut mengacu pada kelimpahan mineral lempung,kondisi singkapan,struktur kuarsa dan hasil penelitian sebelumnya (Bronto,2003) yang menyebutkan bahwa didaerah Cupunagara ini telah terjadi  volkanisme pada Zaman Tersier.